Reklame dan Jalur Hijau
Sebuah Opini...
Hijau nan asri bukanlah gambaran umum yang ada dibenak kita ketika kita mendengar kata Surabaya. Kalau kita tengok wilayah tengah kota yang menurut saya sebenarnya sudah bisa dibilang hijau nan asri, namun kondisi itu kini harus ternodai dengan banyaknya papan reklame insidentil maupun reklame permanen. Reklame insidentil bisa kita temui di Jl. Dr. Sutomo, sedangkan reklame permanen banyak kita temui pada jalur hijau Jl. H.R. Muhammad, dan masih banyak yang lainnya. Tentu reklame-reklame tersebut mengurangi keindahan wilayah yang ditempatinya.
Walau demikian, bukan berarti pemerintah hanya berpangku tangan saja. Beberapa waktu yang lalu reklame-reklame itu telah ditertibkan oleh pemkot Surabaya, menyusul semrawutnya reklame di kota ini. Tidak hanya itu spbu-spbu yang terletak di jalur hijau pun telah telah ditutup oleh pemerintah dan dikembalikan menjadi jalur hijau sebagaimana fungsi semestinya.
Semua lapisan masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam merealisasikan surabaya yang hijau nan asri. apapun langkah yang diambil pemerintah apabila tidak dibarengi dengan kenginan untuk berubah oleh masyarakat, maka seluruh upaya itu hanya akan sia-sia saja. Setelah semuanya tercapai, biasanya yang menjadi masalah adalah apakah kondisi yang didamba-dambakan itu akan bertahan dalam waktu yang lama? Kadang kita mudah untuk memulai, tapi untuk mempertahankannya (kontinuitas) tidak semudah itu. Oleh sebab itu Surabaya yang hijau nan asri merupakan sebuah tanggung jawab yang harus kita perjuangkan bersama.
Hijau nan asri bukanlah gambaran umum yang ada dibenak kita ketika kita mendengar kata Surabaya. Kalau kita tengok wilayah tengah kota yang menurut saya sebenarnya sudah bisa dibilang hijau nan asri, namun kondisi itu kini harus ternodai dengan banyaknya papan reklame insidentil maupun reklame permanen. Reklame insidentil bisa kita temui di Jl. Dr. Sutomo, sedangkan reklame permanen banyak kita temui pada jalur hijau Jl. H.R. Muhammad, dan masih banyak yang lainnya. Tentu reklame-reklame tersebut mengurangi keindahan wilayah yang ditempatinya.
Walau demikian, bukan berarti pemerintah hanya berpangku tangan saja. Beberapa waktu yang lalu reklame-reklame itu telah ditertibkan oleh pemkot Surabaya, menyusul semrawutnya reklame di kota ini. Tidak hanya itu spbu-spbu yang terletak di jalur hijau pun telah telah ditutup oleh pemerintah dan dikembalikan menjadi jalur hijau sebagaimana fungsi semestinya.
Semua lapisan masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam merealisasikan surabaya yang hijau nan asri. apapun langkah yang diambil pemerintah apabila tidak dibarengi dengan kenginan untuk berubah oleh masyarakat, maka seluruh upaya itu hanya akan sia-sia saja. Setelah semuanya tercapai, biasanya yang menjadi masalah adalah apakah kondisi yang didamba-dambakan itu akan bertahan dalam waktu yang lama? Kadang kita mudah untuk memulai, tapi untuk mempertahankannya (kontinuitas) tidak semudah itu. Oleh sebab itu Surabaya yang hijau nan asri merupakan sebuah tanggung jawab yang harus kita perjuangkan bersama.
Selengkapnya...